Berdayakan para suami dan ijinkan mereka terlibat

Berdayakan para suami dan ijinkan mereka terlibat

Seorang suami dengan cekatan mengambilkan air putih untuk istrinya, yang menghela nafas dan tersenyum setelah melewati kontraksi persalinannya , kemudian sang suami tersebut memeluk dan memijit pinggang istrinya sembari sesekali mengajak istrinya berdansa lembut supaya proses kontraksi yang dirasakan istrinya sedikit terasa lebih nyaman. Lalu ketika sang istri mulai memasuki proses melahirkan, suami ini sambil sesekali mencium kening istrinya dengan lembut, dan memberikan minum, dia selalu menyemangati istrinya supaya tetap semangat saat melahirkan. Ya…itulah gambaran yang setiap saat saya lihat di ruang bersalin Bidan Kita. Sebuah proses persalinan yang indah dan romantic, yang tidak pernah ada drama cakar mencakar suami atau menjerit kesakitan.


Namun dua hari yang lalu ketika saya duduk di sebuah lorong di bangsal ibu bersalin di sebuah Tempat layanan kesehatan, saya melihat seorang laki laki muda yang mondar mandir di lorong dengan mukanya yang terlihat begitu tegang dan cemas. Tak hanya laki laki muda yang saya duga adalah seorang calon ayah, tapi juga seorang ibu ibu setengah baya (mungkin calon nenek) yang hanya duduk sambil memainkan dan meremas remas jari tangannya, tanda dia sedang cemas. Karena penasaran melihat adegan itu, akhirnya saya menghampiri mereka, dan ternyata mereka adalah seorang calon ayah dan calon nenek yang sedang cemas dan khawatir menunggu hasil dari persalinan istri dan anak mereka. Saat saya Tanya alas an mereka di luar adalah karena merekatidak diijinkan para bidan untuk masuk dan mendampingi istrinya. Hhhhh sunggung kasihan sekali.


Ya memang, Banyak bidan mengeluh bahwa seorang calon ayah “tidak berguna” di ruang bersalin – karena mereka seringkali hanya duduk dan membaca koran, mondar mandir dengan gugup, atau lebih gelisah dan mudah marah bahkan seringkali justru menambah kecemasan sang ibu yang hendak bersalin. Sehingga itulah mengapa, beberapa layanan kesehatan masih bersikeras dengan aturan kuno seperti :



  • tidak boleh mendampingi ibu bersalin / iu bersalin tidak boleh di tungguin suaminya,

  • di ruang nersalin, hanya boleh ada satu orang pendamping saja (suami atau ibunya).


meskipun banyak penelitian yang membuktikan bahwa dukungan sosial yang baik membuat proses persalinan lebih cepat dan rasa sakit yang dialami pun berkurang.


Proses persalinan merupakan pengalaman fisik dan emosional yang sangat kuat. Dan proses persalinan diyakini akan normal dan sehat jika mendapatkan dukungan dari orang disekitarnya.


Mengapa dukungan persalinan penting untuk dipertimbangkan?


Penelitian menunjukkan bahwa ketidak ketersediaan dukungan selama proses persalinan dapat mempengaruhi kesempatan kejadian operasi SC, ekstraksi vakum, atau forceps, kemungkinan bahwa ibu akan memerlukan obat penghilang rasa nyeri. Dukungan selama proses persalinan dapat membantu ibu menghindari atau mengurangi risiko yang terkait dengan intervensi tersebut.


Penelitian juga menunjukkan bahwa memiliki dukungan yang baik dapat mempengaruhi apa yang dirasakan ibu selama proses persalinan Anda, dan bahwa kenangan melahirkan pengalaman tidak akan terlupakan hingga sepanjang hidup mereka.


jadi Siapa dong sebaiknya yang akan memberikan dukungan kepada ibu saat persalinan? ya orang terdekat….salah satunya suami.


Penelitian mengatakan bahwa memiliki dukungan dari suami atau pendamping persalinan (doula) lain yang hadir hanya untuk memberikan dukungan yang terus menerus memiliki manfaat yang sangat baik.


Apa  dukungan /support yang di maksud 



  • Dukungan tanpa syarat.

  • Dukungan yang mendengarkan.

  • dukungan untuk tidak menghakimi

  • Dukungan tidak menawarkan nasihat.

  • Dukungan menawarkan sapu tangan, memberikan sentuhan lembut, pelukan, dan peduli.

  • Dukungan membantu wanita menemukan apa yang mereka rasakan.

  • Dukungan sellu memberikan semangat dan mengembalikan kepercayaan diri ibu


Nah di rumah sakit, seorang ibu bersalin seringkali harus bergantung pada suaminya karena dia tidak memiliki teman wanita (entah ibu atau teman atau saudara perempuan), namun sayangnya banyak calon ayah yang tidak mengerti apa yang harus dia lakukan untuk membantu istrinya. Mereka dalam satu waktu “terpaksa” harus berada dalam situasi dimana dia tidak mengerti apa yang harus dia lakukan, namun di sisi lain melihat istrinya menangis, mengeluh ataubahkan mengaduh dan menjerit saat kontraksi, seringkali justru membuat para ayah terihat lebih cemas di banding ibu bersalinnya. Sehingga yang ada di ruang persalinan adalah kecemasan seorang calon ibu dan calon ayah yang bercampur jadi satu.


Nah padahal sebenarnya justru para suamilah yang bisa sangat mendukung dan meringankan beban para bidan. Dan beban ibu bersalin.


Di Bidan Kita, semua klien selalu saya motivasi untuk mengajak para suami untuk mengikuti kelas persiapan persalinan dan disitulah pengetahuan tentang proses persalinan tentangapa dan bagaimana peran suami saat istrinya melahirkan kami ajarkan sehingga istri mendapatkan dukungan yang luarbiasa saat melahirkan.


Nah para suami, mari ikut belajar yuk. berdayakan diri Anda. Agar proses persalinan istrimu menyenangkan.


Salam hangat


Bidan kita


 


Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts