Prosedur Rutin yang Mungkin Ingin Anda Tolak Saat Proses Persalinan
Ketika Anda berencana untuk melahirkan di rumah sakit, pelajarilah banyak hal agar Anda memiliki lebih banyak pilihan saat proses persalinan dan dapat menentukan pilihan yang terbaik untuk Anda dan bayi Anda.
Sealing itu Anda harus menggunakan BRAIN. Menggunakan BRAIN pada saat mengambil keputusan dalam persalinan sangatlah penting ketika kita membuat keputusan pada umumnya. silahkan baca selengkapnya di sini
Berikut ini adalah beberapa prosedur yang biasa Anda temui di rumah sakit yang mungkin ingin Anda tolak:
#1: Melakukan Induksi Tanpa Alasan Medis
Jika kesehatan Anda dan bayi anda dalam keadaan terancam, melakukan induksi mungkin merupakan pilihan terbaik untuk Anda. Namun, sekitar 25% dari semua induksi adalah pilihan, bukan keperluan medis. Induksi mungkin dilakukan karena alasan kenyamanan atau karena keinginan provider Anda.
Induksi memiliki banyak resiko, tergantung metodenya. Resiko tersebut antara lain: bayi lahir prematur, fetal distress (bayi stress), meningkatnya intervensi, dan c-section (operasi cesar).
tentang induksi bisa Anda bula disini dan disini
#2: Operasi Sesar untuk Kehamilan resiko rendah
Sama halnya dengan induksi, operas sesar di keadaan darurat bisa menjadi penyelamat hidup. Namun di dunia, banyak negara berkembang kejadian operasi sesarnya dua kali lipat dari rekomendasi yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).
Cara teraman untuk melahirkan bagi ibu hamil beresiko rendah adalah dengan cara normal alami pervaginam.
Ibu dengan kehamilan yang sehat dan tidak beresiko seharusnya didukung untuk menghindari intervensi dan berbagai prosedur yang meningkatkan resiko dilakukannya operasi sesar.
Karena sebenarnya operasi sesar memiliki banyak resiko, tidak hanya saat dan setelah operasi, namun juga untuk persalinan dan kehamilan yang akan datang.
#3: Pilihan operasi sesar untuk Persalinan Selanjutnya
Banyak provider sekarang ini yang mengakui bahwa VBAC (Vaginal Birth After Caesarean) itu aman, tentnya ibu hamil tersebut harus menemui banyak kriteria jika ingin melakukan VBAC
Persalinan normal sebenarnya lebih aman untuk ibu dan bayi dari pada operasi sesar. Pemulihan setelah persalinan normal biasanya lebih cepat dan tidak menyakitkan.
Bayi yang dilahirkan dengan persalinan normal biasanya juga lebih tidak memiliki permasalahan pernafasan dibanding persalinan sesar.
Ibu hamil yang melakukan VBAC biasanya merasakan suatu kepuasan emosional yang membuat mereka melahirkan normal di persalinan berikutnya.
#4: Pemeriksaan Vagina
Pemeriksaan vagina dilakukan untuk menilai seberapa besar cervix Anda melebar dan mengukur kemajuan proses persalinan Anda. Namun, pemeriksaan vagina tidak hanya dapat meningkatkan resiko infeksi, mereka juga biasanya mengarah ke intervensi intervensi yang lain.
Prosedur ini merupakan prosedur pilihan, mereka harus mendapat persetujuan Anda sebelum melakukan prosedur ini. Ibu hamil melahirkan dengan efektif tanpa melakukan pengecekan cervix secara terus menerus. Bidan/provider Anda harus dapat mengetahui kemajuan proses persalinan Anda dengan mengamati Anda dan kontraksi Anda.
#5: Electronic Fetal Monitoring (EFM)
Jika Anda melahirkan di rumah sakit, anda akan dipasangi EFM kira kira setiap jam untuk mengawasi detak jantung bayi Anda, dan untuk mencari pola pola yang mungkin megindikasikan komplikasi yang mungkin terjadi.
Jika Anda terikat dengan EFM, pergerakan Anda akan dibatasi seperti duduk dan berbaring dan hal ini akan membuat kontraksi Anda cukup menyakitkan dan mungkin akan membuat bayi Anda menerima lebih sedikit oksigen, terutama jika Anda berbaring di tempat tidur Anda.
Berat badan bayi Anda dan uterus Anda menimbulkan tekanan di pembuluh darah utama yang dapat mengurangi aliran oksigen ke plasenta. Provider Anda dapat melihat ini di monitor dan menganggapnya sebagai fetal distress yang akan mengarah ke intervensi.
Pilihan alternatifnya adalah provider Anda mengawasi bayi Anda secara berkala dengan menggunakan stetoskop atau Doppler Ultrasound Device. Hal ini dinamakan pengawasan berjangka dan hal ini tidak membatasi pergerakan maupun posisi Anda saat proses persalinan.
#6: Epidural
Epidural adalah bentuk penghilang rasa sakit yang biasa diberikan untuk ibu hamil saat proses persalinan. Epidural meletakkan obat bius langsung ke kanal tulang belakang yang mana membuat ibu hamil terbangun saat proses persalinan namun tidak merasakan rasa sakit..
Epidural biasanya membuat proses persalinan berlangsung kira kira 2,5 jam lebih lama untuk melewati tahap kedua.
Di beberapa kasus, provider mengira persalinan melambat dan memberi oxytocin buatan untuk mempercepat proses persalinan dan hal ini meningkatkan resiko intervensi lebih lanjut seperti vacuum, forceps, bahkan c-section.
Memilih epidural adalah pilihan pribadi namun Anda harus mengetahui resiko dan keuntungan prosedu rini sebelum proses persalinan dimulai. Jika Anda memilih untuk melakukan epidural, cobalah untuk menghindari melakukan epidural terlalu awal untuk menghindari gangguan pada proses persalinan Anda sebisa mungkin.
#7: Merobek Selaput Air Ketuban/memecahkan air ketuban
Untuk mempercepat proses persalinan Anda, prosedur yang paling sering dilakukan adalah merobek selaput air ketuban Anda/memecahkan air ketuban.
Mempercepat proses persalinan mungkin terdengar seperti ide yang bagus pada saat itu, namun prosedur ini juga memiliki resiko seperti cord prolapse (ketika tali pusat keluar sebelum bayi Anda lahir), infeksi, dan fetal distress,
Bayi Anda mungkin belum berada di posisi yang tepat pada saat itu dan merobek selaput air ketuban pada saat itu akan meningkatkan resiko kesalahan posisi bayi yang akan menyebabkan melambatnya proses persalinan, atau bahkan meningkatkan rasa sakit saat kontraksi
Semua prosedur mempunyai resiko dan keuntungan. Mempelajari mereka sebelum proses persalinan terjadi akan membantu Anda dalam membuat keputusan terbaik untuk persalinan Anda.