3 Fakta Kalung Anti Corona yang Perlu Diketahui

3 Fakta Kalung Anti Corona yang Perlu Diketahui

3 Fakta Kalung Anti Corona yang Perlu Diketahui


Hingga kini vaksin untuk mencegah penularan virus corona masih dalam proses pembuatan dan pengujian. Oleh karena itu, selagi menunggu vaksin tersebut siap digunakan, berbagai pihak mencoba menemukan alternatif obat atau herbal yang mungkin bisa mengurangi gejala atau mencegah penularan COVID-19. Salah satu yang tengah ramai diperbincangkan adalah kalung anti corona yang rencananya akan diproduksi massal oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Langkah ini ternyata mengundang banyak respon dari masyarakat dan beberapa ahli terkait. Pasalnya, pemberian nama 'kalung anti corona' ini dikhawatirkan memberikan persepsi yang salah di tengah masyarakat. Lantas, apakah benar kalung anti corona ini benar-benar efektif mencegah penyebaran virus corona, dan bagaimana cara kerjanya? Ini faktanya!
Dibuat dari Eucalyptus
Kalung anti corona ini adalah kalung yang terbuat dari eucalyptus atau yang dikenal dengan sebutan minyak kayu putih. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kalung buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan ini mampu mematikan COVID-19.
Syahrul menyatakan, kalung ini dibuat dari bahan eucalyptus pohon kayu putih, yang mampu membunuh COVID-19 dengan kontak. Syahrul mengklaim bahwa kontak yang dilakukan selama 15 menit, maka ia bisa membunuh 42 persen COVID-19. Melalui pernyataan dari pihak Kementan tersebut, semakin lama kontak maka lebih banyak virus yang tereliminasi dan bisa membunuh hingga 80 persen apabila sampai setengah jam.
Bukan untuk Mengobati COVID-19
Di samping itu, Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian, Indi Dharmayanti meluruskan kontroversi tentang kalung anti corona. Ia menegaskan bahwa masih dibutuhkan riset panjang mengenai produk tersebut. 
Melalui keterangan tertulis ia menyebutkan, kalung anti corona ini bukan obat untuk mengatasi COVID-19, karena riset masih terus dikembangkan. Namun, sejauh ini ekstrak dengan metode destilasi bisa membunuh virus yang mereka gunakan di laboratorium. Melalui uji pendahuluan yang sudah dilakukan, ternyata eucalyptus ini benar memiliki kemampuan membunuh virus influenza bahkan SARS-CoV-2. 
Namun, penelitian ini masih dalam tahap in vitro, artinya belum diujikan pada manusia. Indi juga menyebutkan, kalung anti corona yang di BPOM adalah jamu untuk melegakan saluran pernapasan dan mengurangi sesak napas. 
Dikhawatirkan Sebabkan Salah Persepsi
Klaim 'anti virus corona' pada produk eucalyptus ini mengundang banyak kritik kepada pemerintah. Pasalnya, pemberian label ini 'anti corona' ini dinilai terlalu cepat. Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University Australia juga menyebutkan, tidak ada relevansi antara kalung antivirus dengan paparan virus corona. Ia tidak melihat relevansi yang kuat antara kalung di leher dengan paparan virus ke mata, mulut, dan hidung. 
Seperti yang diketahui, penularan COVID-19 terjadi melalui beberapa mekanisme seperti droplet aerosol yang terhirup hidung atau melalui sentuhan ke mata dan mulut. Meski tanaman eucalyptus asal Australia ini punya potensi antiviral, namun sejauh ini riset tersebut hanya untuk produk spray dan filter. Selain itu, hal ini pun untuk beberapa jenis virus saja.
Dicky menyayangkan pemberian label 'anti corona' ini terlalu buru-buru tanpa berdasar bukti ilmiah. Negara-negara Asia dan Eropa bahkan melarang produk antivirus yang diproduksi Jepang. Selain dianggap tidak memiliki dasar ilmiah, kalung itu juga dikhawatirkan akan membuat rasa aman palsu sehingga mengendurkan pencegahan.
Pemerintah pun diharapkan agar lebih fokus pada strategi yang sudah jelas terbukti secara ilmiah yang juga didukung oleh fakta, yakni metode testingtracing, dan isolated. Masyarakat tetap diimbau untuk melakukan physical distancing hingga virus bisa benar-benar terkendali.
Itulah fakta yang perlu kamu tahu mengenai kalung anti corona. Untuk mencegah paparan virus corona, sebaiknya kamu tetap menerapkan physical distancing, rutin cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker saat berada di tempat ramai, dan menjalankan pola hidup sehat.
Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts