Birth Story; dukungan itu yang aku butuhkan
Siang ini saya mendapatkan email dari klien peserta kelas Hypnobirthing, yang ingin berbagi kisahnya. berharap banyak ibu dan bapak yang membaca dan menjadi mau belajar dan menyadari bahwa support dan dukungan dari orang orang terdekat yaitu suami dan keluarga adalah hal yang sangat dibutuhkan seorang ibu.
silahkan simak
Dear bidan Yesie..
Halo bu bidan apa kabar?
masih ingatkan dengan saya bu bidan?
Saya pernah Hypnobirthing di Bidankita dan mengikuti kelas yoga.
April 2015 pertama kali saya datang ke bidankita, saya menangis cerita kalau keluarga dan suami tidak support saya untuk datang ke bidankita melakukan hypnobirthing.
mereka menganggap bahwa saya tidak perlu melakukan ini. namun saya bersyukur karena
Setelah berjalan beberapa bulan akhirnya mereka mengerti apa tujuan saya dan saya melakukan hypnobirthing.
di kelas Hypnobirthing pertama saya sangat agak menyesal karena saya datang dengan kondisi muntah muntah dibidankita..sehingga saya nggak bisa latihan dengan maksimal. tapi Puji Tuhan team bidankita sangat baik merawat saya sampai baikan dan bisa pulang ke rumah.
di kelas Hypnobirthing kedua, saya datang dengan ibu,,dan ketiga dengan suami, meskipun saat itu suami cemberut dan agak keberatan mendampingi..tapi paling tidak dia menghargai keingnan saya untuk ikut hypnobirthing.
proses kehamilan sampai 8 bulan tanpa didampingi suami…kerja di solo dan kos seperti ini buat saya itu perjuangan yang tidak mudah..
Singkat cerita..
HPL tanggal 3 oktober 2016, dan saat usia kehamilan 7 bulan , saya nggak bisa periksa ke bidankita karena perpanjangan ijin praktek bidankita blm keluar,(ceritanya bidankita sedang mengurus ijin menjadi klinik pratama) terpaksa saya harus ke dokter anjuran dari keluarga.ada 2 dokter yang saya kunjungi (dr.Z***u** SpOg dan dr.N**i* SpOg ). yang saya nyaman adalah dr Z***u**, namun karena beliau umroh sehingga terpaksa ganti dokter N**i* .
Usia 8 bulan janin hanya 2400 gram sehingga harus genjot BB.
ohya saat usia 7 bulan saya terpeleset dari kamar mandi sehingga jatuh terduduk namun tidak keluar cairan apapun, saya priksa ke bidan terdekat dan katanya aman dan masih baik.
saat usia 9 bulan sudah ada keluar cairan kuning seperti keputihan.kata dokter N**i* tinggal menunggu waktu melahirkan dan sudah dibuatkan surat pengantar ke R**
Saat HPL pun tiba 3 Oktober 2015 namun tidak ada sedikitpun tanda2 pembukaan. saya memutuskan untuk periksa ke RS dan belum ada pembukaan. Malah diperiksa ternyata air ketuban saya sudah rembes.dan saya ingat beberapa hari sebelumnya celana dalam saya sering basah saat saya kecapkean. saat itu juga dokter memutuskan untuk segera melakukan SC karena dikhawatirkan ada infeksi di bayi.
Saya lemas….tidak percaya…dan tidak terima keputusan itu. karena selama kehamilan saya melakukan segala upaya untuk bisa melahirkan nyaman, aman dan alami. rutin jalan kaki, rutin yoga di rumah, jaga nutrisi makanan, rajin latihan hypnobirthing dirumah dan ujung-ujungnya harus SC….padahal saya juga udh download aplikasi kontraksi dari bu yesie hehe..
dipikiran saya ingin marah..ingin teriak tidak terima. saya ingin bayi saya lahir tanpa trauma dan nyaman..hanya tetesan air mata saat itu..ini stress pertama saya..
akhirnya dicek darah dan detak jantung janin. Puji Tuhan masih bagus. dan keesokan harinya dijadwalkan SC jam 9 pagi..
masuk ruang SC sangat menakutkan bagi saya karena sangat tidak nyaman. bahkan orang orang yang bertugas pun tidak membuat saya nyaman dan tenang . ini stress kedua saya.
sampai pembiusan 4 kali gagal..saya semakin takut karena sangat sakit saat jarum menusuk tulang belakang saya sangat menyakitkan dan itu terulang sampai 4 kali baru berhasil. Ini Stress ketiga saya..
akhirnya dokterpun melakukan pembedahan. saya sesak nafas,mual, ingin muntah dan batuk. tidak ada satupun tim medis yang membantu atau menenangkan saya. ini stress keempat saya..
bayi saya keluar menangis nyaring..saat inilah smua rasa stress hilang,,namun ini berlangsung beberapa detik saja,.,karena setelah itu bayi saya dibersihkan dan IMD (IMD yang sepertinya hanya simbolisasi, karena hanya beberapa detik diletakkan di dada saya kemudian di angkat begitu saja) ini stress kelima dan stress terbesar saya..
sampai ruang perawatan efek dari obat bius hilang, sehingga rasa sakit datang dan keluarga saya sibuk sendri mengurus tamu dan suami mengurus dokumen yang harus dilengkapi untuk RS. ini stress kesekian kali saya.
baru dua hari saya sanding (berdampingan-red), bayi saya demam tidak turun- turun hingga akhirnya terpaksa harus dipindah diruang perawatan bayi. disitu bayi saya ditusuk tusuk karena diinfus. sungguh hati saya hancur. seperti mau mati rasanya.
saya belajar duduk dan berdiri dengan sakit yg luar biasa..sampai saya bisa menemani bayi saya..dan bayi saya disitu diperlakukan sangat tidak nyaman, tidak damai. perawat melakukan segala tindakan tidak dengan hati. sepertinya mereka melakukan pelayanan hanya sekedar bekerja dan selesai. tanpa melihat bahwa yang di hadapi adalah bayi mungil yang perlu diperlakukan dengan penuh cinta.
bu bidan. sungguh saya ingin sekali ketemu bu bidan saat itu..
akhirnya bayi saya sehat..satu minggu kemudian kami pulang ke rumah..
dan hal buruk terjadi pada saya,,saya mengalami baby blues,,
saya membenci bayi, suami dan keluarga saya. tiap hari cuma menangis, memarahi semua orang di rumah, sampai ibu saya menangis karena perlakuan saya yang tidak baik dengan beliau.
saya sangat menyesal ,
dan tidak ingin semua ini terluang lagi, dan terjadi dengan ibu ibu yang lain,,
tapi ada satu hal yang sangat membuat saya senang dengan semua kejadian buruk yang saya lalui itu adalah bayi saya lahir dengan BB 3100 gram panjang 49cm perempuan,dan sampai saat ini menjadi bayi yang tenang, pintar, dan bisa diajak kerja sama dengan baik, tidak rewelan, mudah diajak berkomunikasi, semua karna hypnobirthing…sampai teman teman saya dan tetangga tetangga heran kenapa bayi saya tidak begadangan, tidak rewelan, tidak mudah menangis, meski diajak ditempat yang bising, di tempat keramaian.
Puji Tuhan bu bidan saat ini sudah 7 bulan 1 minggu. baby G,, Pragia Argani Anka (baby Gea)..yang artinya anak perempuan yang kuat dan tangguh..
semoga cerita saya ini bisa menginspirasi ibu2 yang lain bagaimana mempersiapkan kelahiran yang nyaman, aman, dan alami dan pentingnya orang orang disekitar kita memahami bagaimana menjadi pendamping persalinan yang nyaman..
Mohon maaf apabila dalam cerita saya ini ada kata2 yang kurang berkenan ya bu bidan.
saya berharap semakin banyak ibu hamil yang bisa dibantu di bidankita melahirkan nyaman aman dan alami.
semoga anak kedua saya nanti bisa bu bidan bantu..saya berharap bisa melahirkan normal pasca SC..saya kapok dan sangat trauma melahirkan dengan SC..semoga nanti segala urusan praktek bidankita semakin mudah sehingga semakin banyak ibu melairkan di bidankita..amin
Penuh kasih,
Heriska
Baca Juga