BATUK DAN PILEK PADA BAYI

BATUK DAN PILEK PADA BAYI

Perlu bunda ketahui, batuk pilek hanyalah gejala dari suatu penyakit. Nah, penyakit inilah yang kita cari sebabnya dan bukan menghilangkan batuk pilek dari tubuh secara mati-matiin. Ini jelas keliru, batuk dan pilek merupakan respons tubuh kita untuk “mengeluarkan” benda asing yang berusaha mengotori saluran napas.


Batuk adalah mekanisme pertahanan yang baik dari tubuh. Saat anak batuk, maka saluran pernapasan akan selalu terjaga kebersihannya. Batuk mempertahankan diri kita dengan menghalangi dan mengeluarkan benda asing termasuk virus, bakteri, partikel debu, dan makanan. Batuk adalah suatu reflex yang terjadi karena terasangnya reseptor batuk pada seluruh saluran napas (mulai dari hidung sampai alveolus).


Ketika ada benda asing yang berhasil masuk ke dalam saluran pernapasan, maka reseptor batuk di paru-paru mengirimkan sinyal ke saraf pusat untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Alhasil, batuklah kita. Nah, demikian juga pilek. Lender atau ingus yang diproduksi saat anak pilek merupakan bagian dari cara tubuh untuk mengeluarkan benda asing termasuk si kuman virus dan bakteri serta partikel kecil lainnya. Batuk pilek tidak selalu jahat. Karena itu, bunda seharusnya lebih bijak menyikapi si batuk pilek ini.


Beberapa penyakit yang umumnya sering terjadi pada anak disertai batuk saja, pilek saja, atau keduanya (batuk dan pilek), antara lain seperti:



  1. Common Cold (Selesma)


Jenis batuk pilek yang paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak adalah si common cold (selesma). Pada orang dewasa, kejadiannya bisa sebanyak 2-4 kali per tahun. Sementara pada anak bisa mencapai 8 kali per tahun. Selesma disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan bagian atas. Sebanyak 30-50% penyebab utamanya adalah rhinovirus dan coronavirus merupakan penyebab kedua terbanyak berkisar 10-15% kemudian sisanya disebabkan virus influenza (5-15%)


Puncak penyakit ini sekitar 2-3 hari setelah terinfeksi dan biasa berlangsung selama 14-21 hari, tergantung daya tahan tubuh anak dan ada-tidaknya penderita selesma di dekat anak. Gejala penyakit selesma adalah bersin-bersin, pilek, hidung tersumbat, tenggorokan sakit, batuk-batuk, mata berair, sakit kepala, dan kadang disertai demam hangat sampai tinggi.


Selesma merupakan langganan penyakit paling sering pada bayi dan anak. Pasalnya, rhinovirus yang menyerang manusia ini berjumlah lebih dari 100 jenis. Bisa saja sudah sembuh dari jenis yang satu dan tidak menutup kemungkinan terinfeksi jenis yang lain.


Sifat dari infeksi penyakit yang disebabkan virus adalah self limited disease. Artinya, penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya karena daya lawan dari sistem imunitas tubuh kita. Sebenarnya tidak perlu pengobatan khusus karena dapat sembuh dengan sendirinya dan hanya saja membutuhkan waktu bertahap untuk dapat sembuh.


 



  1. Pharyngitis&Tonsilitis (Radang Tenggorokan dan Infeksi Amandel atau Sore Throat)


Pharyngitis berarti radang pada faring atau yang lebih familiar dikenal radang tenggorokan. Sementara itu, tonsilitis adalah radang pada tonsil atau lebih familiar disebut radang amandel .


Apa penyebab radang tenggorokan ini? Paling banyak disebabkan infeksi virus, tapi dalam perjalanannya bisa juga ditumpangi oleh bakteri seperti Streptococcus. Gejala radang tenggorokan adalah batuk, nyeri saat menelan, tenggorokan terasa kering dan panas, serta sulit berbicara pada tingkat yang parah.


Pada pemeriksaan fisik biasanya anak disuruh membuka mulut dan dokter akan menyenteri bagian tenggorokan anak. Nah, biasanya akan ditemukan tanda-tanda peradangan, meliputi warna merah, bengkak, dan panas.



  1. Bronchitis (Infeksi Saluran Napas)


Bronchitis merupakan radang saluran napas atau radang pada batang saluran napas. Penyebab terbanyaknya adalah alergi dan infeksi (virus atau bakteri). Alergi bisa disebabkan adanya riwayat keturunan pada keluarga atau adanya paparan lingkungan yang kotor dan berdebu, serta riwayat kontak dengan perokok sehingga menghirup asap rokok secara pasif.


Bronchitis berbeda dengan flek paru (TB anak). Pembedanya ada pada faktor penyebab. Tuberkulosis anak disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosis, sementara bronchitis disebabkan alergi dan infeksi alergi dan infeksi virus atau bakteri (misalnya Streptoccocus).


Infeksi bronchitis disebabkan oleh infeksi virus sehingga tidak diperlukan antibiotik dan biasanya dapat sembuh sendiri dalam dua minggu. Namun, jika dalam perjalanan penyakitnya tertumpangi bakteri karena fungsi daya tahan tubuh yang menurun akibat infeksi virus, maka proses penyembuhannya lebih lama. Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan jika belum ada perbaikan lebih dari 3 minggu.


 


Jika anak terkena salah satu penyakit tersebut, bunda bisa melakukan berbagai hal, seperti:



  • Sabarlah mendampingi anak yang sakit dan telaten dalam merawat anak sedang sakit dan telaten dalamn merawat anak yang sedang sakit.

  • Cari penyebab penyakitnya. Penyebab terbanyak penyakit adalah virus. Sifat penyakit yang disebabkan virus adalah self limited disease, yaitu dapat sembuh sendiri dengan mengandalkan daya tahan tubuh anak.

  • Jika penyebabnya adalah alergi, maka sebisa mungkin minimalisasi paparan penyebab alergi tersebut. Misalnya usahakan lingkungan selalu bersih jika penyebabnya adalah alergi debu.

  • Jauhkan anak dari paparan asap rokok.

  • Pastikan anak cukup istirahat.

  • Minum yang banyak karena cairan paling dibutuhkan oleh anak. Teruskan pemberian ASI bagi anak yang batuk berumur di bawah 6 bulan. Bagi anak yang berumur di atas 6 bulan dapat diberikan air putih hangat (5-15ml) sebanyak 4 kali sehari selama batuk. Minum banyak sangat membantu proses pengenceran dahak atau lendir.

  • Pada anak yang lebih besar dan dapat diajak komunikasi, ajak berkumur dengan air garam hangat.

  • Apabila hidung anak tersumbat dapat dibantu dengan memberi tetes garam fisiologi (Natrium Chlorida (NaCl 0,9%)) atau menghirup uap air panas yang dibuat sendiri di rumah.









Bunda harus membawa anak yang sedang batuk pilek ke dokter jika:


Ø  Anak menjadi sangat rewel dan sulit ditenangkan


Ø  Jika demam tinggi, di atas 400 C


Ø  Gejala menetap selama lebih dari 14-21 tanpa ad perbaikan


Ø  Gangguan pernapasan, misalnya napas menjadi sangat cepat atau ada “mengi”


Ø  Sakit telinga atau keluar cairan dari dalam telinga


Ø  Penurunan kesadaran. Ketika dibangunkan selalu mengantuk dan sulit bangun


Ø  Kejang


Ø  Muntah-muntah dan nyeri perut



  • Humid Environment atau buat lingkungan agar tidak kering seperti udara ber-AC. Hal ini bisa dibantu dengan cara memberi baskom berisi air panas dan letakkan di kamar ketika anak tidur. Cara ini dapat membantu untuk melegakan hidung anak yang tersumbat.


Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts