GENTLE BIRTH “Tak Kenal Maka Tak Sayang”

GENTLE BIRTH “Tak Kenal Maka Tak Sayang”

Cethar Membahana di seluruh Khatulistiwa GENTLE BIRTH  “Tak Kenal Maka Tak Sayang”“Cethar Membahana di seluruh Khatulistiwa” inilah ungkapan si penyanyi solo Syahrini yang sepertinya pas dan pantas saya sematkan pada GENTLE BIRTH. Sebuah fenomena dalam dunia persalinan dan kelahiran.


Nah sebelum saya lanjutkan tulisan saya, saya akan bercerita tentang kisah perkenalan saya dengan Gentle Birth, Sejak perkenalan saya dengan Hypnotherapy dan hypnobirthing sekitar tahun 2004-2005 yang lalu, ketertarikan saya akan complementary therapy semakin menjadi. Dan akhirnya Tuhan membawa saya mengenal Gentle Birth di tahun 2006-2007. Berawal dari perkenalan saya dengan bu Robin Lim lalu dilanjutkan dengan “ketemuan” dengan pakar pakar Gentle Birth di dunia serta “kebetulan –kebetulan” yang menuntun saya untuk bertemu dengan sahabat, teman dan juga guru guru spiritual saya yang semuanya mengarah ke satu muara yaitu GENTLE BIRTH


Tak Kenal, maka tak sayang…ya itulah yang akan terjadi dalam lingkup gentle birth. Dahulu saat saya belajar tentang gentle birth dan juga tentang waterbirth di Yayasan Bumi Sehat, saat itu saya bersama dengan teman teman bidan yang kebetulan juga pengurus & “pentolan IBI (Ikatan Bidan Indonesia)” Cabang Klaten dan Surakarta. Kebetulan beliau adalah trainer APN (Asuhan Persalinan Norma) juga. ** Silahkan Klik di sini:


a. tentang 60 langkah APN: http://viona-bidangaul.blogspot.com/2013/05/60-langkah-asuhan-persalinan-normal-apn.html


b. tentang 58 langkah APN : http://rabiatulrizky.blogspot.com/2011/12/58-langah-apn.html


Dan di tahun itu APN sedang baru barunya dan sedang di gaungkan di Indonesia, dengan 60 langkahnya. Dan sedang hangat hangatnya. Dimana itu adalah program pemerintah secara nasional. Dan saat itu saya bersama dengan dua “pentolan”-nya APN sedang belajar tentang hal baru di yayasan bumi sehat.


Kami sangat beruntung karena di yayasan bumi sehat, kami disambut dengan sangat baik bahkan di jamu luar biasa dan diberikan tempat tinggal gratis, yaitu Ashraam yang letaknya tepat di depan klinik yayasan Bumi Sehat, sehingga kami bisa terlibat dan melihat secara langsung layanan yang mereka lakukan.


Hari pertama datang dan melihat semua kegiatan di yayasan bumi sehat yang ada hanyalah ekspresi “melongo” dan “Mengernyitkan dahi”. Saat itu “Gelas” kami sudah terlalu penuh untuk diisi dengan “air” yang baru. Sehingga gelas ini tidak muat untuk menampungnya. Bagaimana tidak? Kami yang mana notabenenya berlatarbelakang trainer APN (2 orang teman saya), dan saya yang adalah seorang Dosen Akbid saat itu. Dengan segala ilmu yang sudah kami dapatkan dan kami ajarkan bertahun tahun tiba-tiba musti di hadapkan dengan berbagai praktek dan ilmu yang sangat jauh berbeda dengan apa yang telah kami pelajari dan kami ajarkan selama ini.


Inilah beberapa hal yang membuat kami tak bisa tidur selama kami di Ashraam (terutama saya) karena otak dan hati ini seolah-olah “perang” di sana. Seolah olah ilmu ini seperti puzzle yang tercerai berai dan harus disusun satu persatu dengan teliti dan tekun serta berhati hati agar bisa terbaca dengan jelas.


1. Melahirkan di dalam air


Sungguh sesuatu yang sangat menarik dan membikin penasaran serta terheran heran saat itu. Bagaimana tidak selama ini kami diajarkan bahwa kalau melahirkan bayi ya di atas kasur, di atas tempat persalinan. Dengan sang ibu tidur terlentang atau setengah duduk dengan kaki ngangkang. Nah ketika di yayasan bumi sehat kami melihat proses persalinan di air dengan posisi duduk. Heran dan aneh…bahkan cenderung agak skeptic saat itu. Kami lupa bahwa konsep sederhana dari waterbirth adalah menyadari bahwa bayi di dalam kandungan adalah “makhluk air” karena dia hidup di dalam air ketuban jadi ketika lahir melalui media air itu tak masalah dan justru jauh lebih baik.


Kami melongo dan kami heran namun saya sangat terkesan dan terkagum kagum….”Kok bisa ya?”….”nanti kalau ada apa-apa bagaimana?”…..”jangan jangan….”…pertanyaan pertanyaan itu menghantui pikiran saya. Namun saya sangat beruntung karena teman saya Brenda Ritchmond membimbing saya pelan pelan dan memberikan pemahaman demi pemahaman kepada saya saay itu. Dan justru berawal dari diskusi diskusi sederhana yang kami lakukan, membuat saya mau terbuka hati, pikirannya sehingga mau belajar, belajar dan belajar lagi….hingga akhirnya saat ini justru saya yang membuat buku tentang waterbirth di Indonesia 😉 :


http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=623:waterbirth&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56


Silahkan buka tentang penelitian waterbirth disini:


http://www.waterbirth.org/


http://www.oneworldbirth.net/blog/why-is-water-birth-so-controversial/


http://www.healtheast.org/maternity/waterbirth.html


http://www.rcog.org.uk/womens-health/clinical-guidance/immersion-water-during-labour-and-birth


http://www.waterbirth.org/assets/documents/RCOG_Waterbirth_Guidelines.pdf


dan masih banyak lagi info baik itu artikel, maupun penelitian tentang waterbirth.


2. Delayed Umbilicall Cord


Adalah penundaan pemotongan tali pusat setelah bayi lahir dengan seutuhnya. WOW adalah kalimat pertama yang saya ucapkan saat itu. Tentu ini tidak sesuai dengan apa yang saya pelajari bahkan apa yang di ajarkan APN saat itu. Lagi lagi mengernyitkan dahi. Namun beruntungnya saya adalah orang yang mau belajar sehingga berawal dari WOW sambil mengernyitkan dahi dan memincingkan mata, akhirnya berubah dengan WOW sambil tersenyum lega.


Nah beberapa artikel dan penelitian yang saya baca tentang delayed umbilical cord ada disini salah satunya:


http://www.nytimes.com/2013/07/11/health/study-endorses-later-severing-of-umbilical-cord.html?_r=0


http://www.acog.org/Resources_And_Publications/Committee_Opinions/Committee_on_Obstetric_Practice/Timing_of_Umbilical_Cord_Clamping_After_Birth


http://www.midwiferytoday.com/articles/neonatalresus.asp


http://www.medscape.com/viewarticle/708616_3


dan masih buanyak lagi penelitian tentang delayed umbilical cord ini.


3. Lotus Birth


Ini apalagi!!! Aneh aneh aja!! Heheh kalimat itu yang muncul di benak saya saat pertama kali melihat lotusbirth berbagai pertanyaan seolah olah “perang” di otak saya. Delayed umbilical cord saja tidak di ajarkan, apalagi lotusbirth?WOW lagi dech!


Dan lagi lagi saya beruntung karena saya mau belajar dan belajar saat itu . nah tentang lotus birth inilah beberapa artikel yang saya baca :


http://www.pregnancy.com.au/resources/topics-of-interest/labour-and-birth/lotus-birth.shtml


http://www.sacredbirthing.com/lotus-birth/


http://www.womenofspirit.asn.au/LotusBirthText.htm


dan masih banyak lagi lho 😉


4. Burning Cord


Burning cord = memotong talipusat dengan dibakar…lagi lagi WOW! Namun saat itu saya mengalami hal yang luar biasa dengan burning cord. Pertama kali saya melihat persalinan di yayasan bumi sehat dan waterbirth, saat itu sang bayi mengalami asfiksia, seluruh tubuhnya kebiruan dan sang bayi tidak bisa bernafas dengan lancar . Alhasil segera setelah plasenta lahir sang bayi yang masih “intact” dengan plasentanya di bawa ke bed. Dan dilakukan burning cord dan yang terjadi dalam hitungan detik, wajah dan tubuh bayi langsung kemerahan dan sang bayi langsung stabil kondisinya. Dari peristiwa itu akhirnya saya belajar tentang energi, tentang chi…tentang yin dan yang…wow…luar biasa,


5. IMD


Saat itu di APN belum ada IMD seperti langkah yang sekarang menjadi 58 langkah APN. Jadi IMD merupakan hal yang baru bagi kami saat itu. Tapi tidak bagi yayasan bumi sehat. Karena jauh sebelum IMD di gaungkan di Indonesia, mereka sudah melakukan dan selalu melakukannya. Hanya saja karena dulu praktek itu “tidak sesuai” dengan apa yang diajarkan di APN, maka saat itu kamipun menganggap itu adalah praktek yang “nyleneh” heheh. Baru setelah IMD menjadi pedoman dan praktek yang harus dilakukan …barulah kami berkomentar..oh ternyata dulu itu….oh ternyata boleh ya…oh ternyata bla bla bla. Jadi judulnya adalah “OH TERNYATA”


6. Homeophaty, naturophaty


7. Accupresure


8. Accupunktur


9. Chiropracty


10. Craniosakral


11. Yoga, thai chi


12. Herbal


Dan masih banyak lagi ilmu ilmu yang membuat saya berdecak kagum saat itu dan merasa malu karena ternyata saya masih begitu bodoh dan begitu dangkal pengetahuannya dalam dunia kebidanan.


Namun saya sangat beruntung, walaupun bermodalkan bahasa inggris yang masih acak adul tapi paling tidak di antara kami bertiga, sayalah yang paling lancar bicara pake bahasa ingris saat itu.


Dan beruntungnya saya, karena hampir setiap hari teman yang akhirnya jadi sahabat saya seorang bidan bule muslim “tangan kanannya” bu Robin Lim setiap hari menyambangi asrhaam dan berdiskusi dengan kami dan memberiku setumpuk artikel, jurnal ilmiah dan buku yang tentunya berbahasa inggris yang akhirnya membuka pikiran saya dan hati saya hingga dalam hati spontan berkata “INILAH YANG AKU CARI SELAMA INI!….Trimakasih Tuhan!!”


Dan beruntungnya saya, karena dari tiga orang ini, sayalah yang paling “Free”, yang tidak terikat dengan embel-embel seperti Pegawai PNS atau pengurus IBI, sehingga saya bisa dengan bebas berekplorasi pada apa yang saya pelajari dan saya dapatkan.


Dan beruntungnya saya adalah, saya juga mengenal hypnobirthing, mendalami, menekuni, mempraktekkan dan menjadi bagian dari Hypnobirthing Indonesia sehingga dengan bimbingan dan cinta dari Bu Lanny Kuswandi dan Eyang Erwin Kusuma, akhirnya saya belajar banyak hal sehingga saya bisa mengumpulkan dan menyusun puzzle tersebut, menjadi sebuah kesatuan yaitu GENTLE BIRTH.


Saya akui, saya sempat mengalami efouria tentang GENTLE BIRTH…namun lagi lagi saya beruntung karena alam semesta mempertemukan saya dengan teman-teman, sahabat dan guru-guru spiritual saya yang membuat saya tetap “seimbang” dan tidak terlena dengan euforia tersebut.


Karena saya pernah mengalami efouria tersebut maka saya bisa sangat memaklumi jika saat ini eforia itupun di alami oleh para ibu dan bahkan para teman sejawat. Namun yang saya sayangkan adalah banyak sekali yang hanyut dalam eforia tersebut sehingga memunculkan kontroversi, skeptis dan paham-paham keras yang anti-antian bahkan banyak yang “keblinger” dengan GENTLE BIRTH ini dan juga banyak yang akhirnya “memanfaatkan” eforia ini demi kepentingan pribadi menyangkut bisnis juga politik. Sungguh di sayangkan


Inilah yang membuat saya menangis dan prihatin.rasanya Gentle Birth kok terlalu Agung untuk diperlakukan demikian.


Walaupun saya tidak tahu harus mengurai dari mana permasalahannya karena ini serasa seperti benang kusut yang semakin lama semakin kusut saja dan semakin sulit di urai, namun saya akan mencoba menjelaskan satu persatu tentang Gentle Birth ini.


1. Gentle Birth adalah sebuah FILOSOFI


Gentle artinya Lembut. Birth artinya Kelahiran. Jika di gabungkan bisa berarti, Lahir dengan penuh kemembutan. Siapa yang Lahir? Yang lahir bukan hanya bayi saja tetapi ibu , ayah bahkan keluarga yang “dilahirkan” kembali dan mengalami transformasi yang luar biasa, dan proses ini terjadi sangat lembut dan minim akan trauma.


Jadi kalau boleh saya mengartikan istilah gentle birth, maka gentle birth adalah sebuah filosofi dalam proses kelahiran dan persalinan yang begitu tenang, penuh kelembutan dan memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia, sebuah pendekatan dalam proses kelahiran alami yang menggabungkan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh wanita itu sendiri.


Sebuah proses dimana kita di tuntut untuk kembali “merunduk” untuk menyadari kembali, memahami, dan menghormati kehendak alam terhadap sebuah proses yang sangat alamiah ini.


Gentle birth mengajarkan tentang mindfulness, dan tentang keseimbangan. Gentle birth TIDAK mengajarkan tentang kefanatikan atau Anti Antian karena semua adalah tentang keseimbangan, keselarasan dan harmonisasi.


2. Elemen Kunci Gentle Birth


Gentle birth adalah tentang pemberdayaan , dimana dalam pemberdayaan diri. ada 4 hal yang harus Anda lakukan untuk mencapai Gentle Birth:


a. Greget (Semangat)


b. Sengguh (Bersungguh-Sungguh dan berkomitmen)


c. Ora Mingkuh (Tidak mudah terpengaruh/Fokus)


d. Nyawiji (Menyatu Antara Body, Mind & Soul)


Yang mana beberapa elemen kunci dalam Gentle birth antara lain adalah:


a. Perlunya Persiapan


b. Perlunya dukungan untuk melahirkan secara normal dan alami


c. Lingkungan yang Meyakinkan dan Menenangkan


d. Dukungan yang Terus-menerus Selama Persalinan


e. Suasana yang Tenang


f. Cahaya yang Remang-remang


g. Kebebasan Bergerak dan selaran dengan alam serta memahami tubuh


h. Percayai Kekuatan Alam


i. Mengurangi & mencegah intervensi yang tidak perlu dalam persalinan


j. Pentingnya Napas Pertama


k. Belaian atau Sentuhan Pertama


l. Penundaan Pemotongan Tali Pusat


m. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) & Rooming In


n. Hindari Birth Trauma dan kekerasan dalam persalinan dan kelahiran


3. Praktek dalam Gentle Birth


Lalu bagaimana Praktek pelaksanaannya?


Inilah saatnya kita di tuntut untuk menggunakan bahasa hati, bukan bahasa otot lagi.


Selama ini diakui ataupun tidak, SOP seolah olah menjadi “dewa” dalam praktek pelayanan kita terhadap manusia. Sehingga jika ada praktek yang tidak sesuai atau tidak tertera/tidak ada dalam SOP, maka hal itu akan di anggap sebagai penyimpangan ataupun pelanggaran.


Padahal seharusnya kita menyadari bahwa Manusia itu Unik, dan bahwa dalam pelayanan, seorang tenaga kesehatan haruslah mempunyai 3 kaki agar bisa menopang kuat dan lebih kokoh dalam pelayanannya, kaki kaki tersebut adalah: Spiritual, Medical Science, dan Art


Yah…Spiritual: inilah yang tanpa kita sadar, seringkali kita tinggalkan. Saat melayani bahkan membantu kelahiran seorang bayi, seringkali kita hanya melakukan sesuai prosedur tanpa menyadari bahwa saat inilah kita menyambut manusia baru, spirit yang suci yang datang ke bumi ini. Baik nakes maupun klien hanya menyadari sampai titik dimana; yang penting sang bayi segera lahir, sehat, selamat. Dimana definisi sehat saat itu hanyalah: yang penting APGAR SCORE bagus/normal, Nangin kuat, Reflek sehat/normal, tidak ada kelainan maupun cacat fisik Itu saja.


Medical Science….inlah yang kita agungkan selama ini, dimana SOP yang sesuai dengan Evidance Based yang harus kita lakukan. Yang mana tanpa disadari justru inilah yang seringkali mengkotak, kotak kan ilmu, sehingga pincang akhirnya. Seringkali kita tidak menyadari bahwa ilmu itu berkembang, sebuah ilmu bisa saja di dapat dari sebuah penelitian, namun seringkali berawal dari sebuah kecelakaan. Yang setelah di teliti ternyata benar.


Contoh mudahnya lah, tentang waterbirth…Waterbirth sudah ada sejak jaman musa, dan bahkan sudah mulai berkembang sejak 150 tahun yang lalu. Dimana berawal juga dari “kecelakaan” yang mana ada seorang ibu melahirkan dengan sangat lama sekitar 48 jam dan hampir kehilangan energinya, namun setelah ibu ini masuk ke dalam air proses persalinanya menjadi lancar dan nyaman. Setelah kejadian itu ilmu tentang waterbirth mulai berkembang dan berkembang, penelitian dilakukan disana sini, bahkan di negara maju waterbith merupakan sebuah pilihan dalam proses persalinan, namun ketika ilmu waterbirth masuk ke Indonesia sejak 2006 lalu, karena masih minimnya penelitian yang ada di Indonesia, maka bahkan hingga detik ini waterbirth tidak di rekomendasikan oleh sebuah organisasi profesi. Dengan berbagai alasan mulai dari belum adanya SOP tentang waterbirth, hingga penelitian ilmiahnya dan akhirnya terkesan skeptic dengan waterbirth dan menganggap waterbirth itu JELEK, BAHAYA dan berbagai label yang melekat (dan itu intinya adalah buruk) hingga waterbirth selalu dijadikan “Kambing Hitam” ketika ada kelainan, komplikasi, maupun kematian yang kebetulan menggunakan metode waterbirth. Menyalahkan dan menyama ratakan bahwa waterbirth adalah bahaya tanpa melihat kasus demi kasus dan faktor yang menunjang atau menyebabkan sebuah komplikasi tersebut, apakah faktor manusia, faktor alat/lingkungan atau ada faktor lain? Sehingga kasus tersebut terjadi. Hingga akhirnya walaupun kami mengajukan hasil penelitian tentang waterbirth, tetap saja organisasi profesi tersebut tetap “resistant”


Art….inilah yang sangat sangat kurang. Kerena terbelenggu dengan SOP, seringkali tanpa kita sadari kita memperlakukan klien yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi baru lahir seperti ROBOT. Contoh yang paling gampang saja dech. Tentang POSISI persalinan, Karena SOP dalam APN , mulai dari langkah ke 12 hingga bayi lahir ## langkah APN bisa dilihat disini. Karena SOP yang digunakan ditentukan bahwa posisi ibu adalah setengah duduk dan segala perasat yang ditetapkan hanya memungkinkan untuk dilakukan jika klien dalam posisi terlentang dan setengah duduk, maka ketika sang ibu ingin melakukan persalinan dengan posisi jongkok, nungging, duduk, berlutut, atau bahkan berdiri, dan sehingga tentunya perasat yang dilakukan tidak sama persis dengan yang diajarkan ketika pelatihan APN, maka itu sudah merupakan diskualifikasi atau dianggap tidak sesuai dengan prosedur.


Dan itu sangatlah lucu menurut saya.


Belum ada keseimbangan dalam ketiga kaki tersebut, inilah yang menyebabkan kepincangan disana sini dalam pelaksanaan prakteknya.


Menjabarkan dengan detail praktek pelaksanaan gentle birth adalah suatu hal yang sangat sulit sebenarnya, karena gentle birth itu sendiri adalah sebuah filosofi dalam kehidupan. Namun suatu hari  saya akan mencoba pelan pelan untuk menjabarkannya, mungkin tidak seratus persen benar tetapi paling tidak ini dapat memberikan gambaran kepada Anda tentang contoh aplikasi dalam gentle birth.


a. Gentle Birth in Conscious Conseption


b. Gentle Birth in Coscious Pregnancy


c. Gentle Birth in Childbirth


d. Gentle birth in Breasfteeding


e. Gentle Birth in Parenting


Dimana semuanya haruslah dilakukan dengan mindfulness, dengan consciousness dan dengan seimbang dan selaras.


4. Penyimpangan dalam GENTLE BIRTH


Menjadi Admin di salah satu group Facebook membuat saya “semakin kaya” kaya akan kasus terutama. Baik kasus keberhasilan maupun kasus yang dianggal sebagai “kegagalan” bahkan kasus penyimpangan.


Dan semakin kesini penyimpangan demi penyimpangan dalam proses persalinan dengan “membawa” label GENTLE BIRTH semakin banyak saja. Dan ini menjadi tantangan bagi kami untuk MELURUSKAN yang “bengkok” tersebut.


inilah beberapa pemahaman & opini tentang GENTLE BIRTH yang keliru :


a. Gentle Birth Adalah Anti Intervensi.


b. Gentle Birth Adalah HARUS MELAHIRKAN NORMAL


c. Gentle Birth Adalah HARUS MELAHIRKAN NORMAL DIRUMAH (Homebirth)


d. Gentle Birth Adalah HARUS WATERBIRTH


e. Gentle Birth Adalah Harus LOTUS BIRTH


Inilah yang sangat menggelitik bagi saya. Semenjak ada group Gentle Birth Untuk Semua di Facebook ternyata ini membawa “gelombang” yang sangat besar di Indonesia. Nah efeknya hampir seperti dua sisi mata uang.


Ada efek positif namun ada juga efek negatifnya.


Efek positif: akhirnya melalui group tersebut banyak ibu yang mau belajar dan memberdayakan diri dengan luar biasa sehingga bisa mencapai proses transformasi positif dalam diri mereka dan dalam hidup mereka saat melahirkan. Banyak bidan dan nakes yang mulai menyadari “kesalahan-kesalahan” yang selama ini mereka lakukan dan memperbaikinya, semakin banyak juga bayi bayi yang lahir dengan cara yang sangat lembut dan damai.


Namun beberapa efek negatif adalah: beberapa ibu bahkan nakes justru mengalami euforia dan fanatisme dengan gentlebirth ini sehingga melenceng. Menganggap bahwa gentle birth itu berarti harus super duper alami. Menganggap bahwa jika di lakukan intervensi berarti bukan gentle birth dan masih banyak lagi sampai pernah ada kasus seperti ini:


– Seorang ibu yang melahirkan dirumah tanpa bantuan nakes, hanya di bantu sang suami, akhirnya di rujuk ke RS dalam kondisi sangat lemah dan syok karena perdarahan hebat paska salin. Uji test HB menunjukkan 7 gr/dl. Dan sang ibu sangat lemah sehingga akhirnya sang ibu meninggal. Ketika sang suami ditanyai oleh dokter, mengapa tidak dirujuk sejak awal apa jawaban sang suami? Suami menjawab: kalau dirujuk lalu dilakukan intervensi nanti tidak gentle birth bu dokter! Istri saya mati sahid jadi saya ikhlas kok bu dokter. GLERRR!!!!! Kira kira apa tanggapan sang dokter?! Dan apa pemikiran si dokter tersebut akan gentle birth yang “dibawa=bawa” sebagai alasan sang suami tidak mau merujuk istrinya selagi masih memungkinkan untuk mendapatkan pertolngan lebih awal?


– Ada teman bidan yang merujuk kliennya yang sudah perdarahan berat dan hampir syok. Saat ditanyai sang dokter mengapa bisa seperti itu dan mengapa tidak dilakukan intervensi seperti KBI (Kompresi Bimanual Interna) maupun di pasang infus? Apa jawaban sang bisan yang sedang mengalami euforia tentang gentle birth ini? Jawabannya adalah = nanti kalau saya lakukan KBI berarti tidak gentle birth bu dokter !


Sehingga akhirnya banyak sekali dokter yang semula skeptis menjadi semakin skeptis dengan istilah GENTLE BIRTH sehingga ketika ada ibu yang bercerita dan mencoba bernegosiasi tentang birth plannya, langsung di skak math oleh sang dokter dengan kalimat, PASTI MAU GENTLE BIRTH Ya?? Apa itu GENTLE BIRTH?! Bikin banyak orang mati aja!neko neko…bla..bla…bla…


bahkan ada juga teman Nakes yang setelah mengenal Gentle Birth langsung berubah menjadi ANTI A…ANTI B…misalnya yang dulunya adalah pengurus bahkan pengelola program imunisasi, karena mengenal GENTLE BIRTH menjadi ANTI Imunisasi. lalu bahkan seolah “Memerangi” program itu dengan frontal.sehingga tanpa disadari akhirnya muncul opini publik bahwa Ohh Gentle Birth berarti Anti vaksin ya…. Oh kalau di imunisasi berarti bukan Gentle Birth….dan lain sebagainya…


Oh My God!!!


Ingatlah kembali akan 3 kaki. (Spiritual, Art & Medical Science)


Konsep dari filosofi gentle birth memandang bahwa persalinan pada dasarnya merupakan peristiwa alamiah, namun bukan berarti bebas dari resiko.konsep gentle birth mengajarkan tentang keselarasan dimana ini merupakan perpaduan harmonis dari penghormatan terhadap mekanisme alam, perkembangan ilmu pengetahuan, dan kecanggihan teknologi dimana semuanya saling melengkapi.bukan berarti terus Anti A, atau Anti B. ketika kita belajar tentang Gentle Birth kita harus belajar juga tentang KESELARASAN dan HARMONISASI juga belajar tentang DAMAI. ketika kita tidak berdamai bahkan Anti-Antian…ya jelas bukan GENTLE BIRTH namanya. 😉


Nah lucunya lagi…semakin berkembangnya pendapat tentang Gentle Birth yang “Keblinger” akhirnya muncul berbagai model persalinan yang mengusung konsep gentle birth “aliran keras”. Ada persalinan Ala A…ada persalinan ala B…yang mana mengajarkan tentang persalinan alami yang cenderung anti intervensi medis yang dikemas apik dengan menyertakan unsur keyakinan atau agama, sehingga banyak penganut dan pengikutnya.


Sebuah tantangan bagi saya dan teman teman Admin GBUS. Untuk tidak bosan bosannya mencoba meluruskan tentang pengertian GENTLE BIRTH hingga saya pun membuat video tentang Gentle Birth yang dilakukan pada Operasi SC


Bisa Anda lihat disini:


http://www.youtube.com/watch?v=Ho7FUw1YdIQ


dan Anda bisa menambahkan ini sebagai referensi:


http://www.youtube.com/watch?v=m5RIcaK98Yg


http://www.youtube.com/watch?v=m5ivEYQQ380


Nah mati mengenal lagi tentang Gentle Birth. Gunakan hati yang tulus untuk mempelajarinya 😉


Banyak hal yang harus dipelajari dan di perbaiki .


Mari Berdayakan diri dengan BENAR dan BALANCE


Salam Hangat


Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes


Owner Bidan Kita Jl. Piere Tendean no 20 Rt I Rw VII, Sikenong, Kel. Kabupaten, Kec. Klaten Selatan, Klaten Hotline: 0272 3111884 Facebook: – Bidan Kita = https://www.facebook.com/bidan.kita?ref=tn_tnmn – Yesie = https://www.facebook.com/yesie.aprillia – Fanpages = https://www.facebook.com/pages/Bidan-Kita/215563711787505 Twitter : @bidankita https://twitter.com/bidankita http://www.bidankita.com


 


Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts