Ngumpulin ilmu tapi tidak diterapkan
menjadi Admin di salah satu group facebook yaitu Gentle Birth Untuk Semua (Closed group) membuat saya semakin belajar dan belajar lagi, trimakasih kepada para member yang selalu memberi pelajaran kepada saya 😉 (saat ini member GBUS sudah mencapai 12.610 orang)
dan kebetulan ada postingan dari salah saru member yaitu bunda Trias Julia Siska yang sangat saya sukai. nah mari kita simak pelajaran yang di dapat dari bunda Trias:
NGUMPULIN ILMU TAPI TIDAK DITERAPKAN, mungkin itu judul yang pas untuk proses persalinan saya bundas dan bubid :’)
Sejak hamil saya ikut dua grup untuk nyari ilmu seputar hamil dan melahirkan. Salah satunya yang sering saya buka ya gbus ini. Lumayan sering posting dan tiada hari tanpa buka grup. Baca semua artikel dan nyimak diskus bundas. Tp karena tinggal di desa akses agak kurang (baca : males, hehe). Sudah di downloadin suami senam hamil sampe buanyak yang pernah dicoba satu dan sekali doank. Mau beli buku hipnobirthing dan sejenisnya mikir2 mulu. Mau beli birthingball jg mikir2 mulu. Jalan pagi kalo lagi mood aja. Karena ga ada aktifitas jd kerjaannya tidur2an aja seringnya. Tapi semangat untuk melahirkan secara gb tetap membara..hehe.
Hpl tgl 18 nop, tiba-tiba jum”at malem 9 nop jam 23.30 terbangun karena pinggang rasanya kaya mau copot. Mikir ini mungkin kontraksi beneran, karena dari pagi perut dah kenceng-kenceng. Trus pengen pipis, pas pipis ada yg kayak mau keluar dari va*ina, setelah diambil ternyata lendir warna item segede irisan tahu. Panik, langsung ngajak suami ke bidan. Ternyata belum ada bukaan. Akhirnya memutuskan pulang. Sampe rumah sudah ga bisa tidur. Terbangun tiap 5 menit karena tiba-tiba perut kenceng dan pinggang kayak mau copot. Dan itu terus terjadi sampe seharian. Jam 4 sore harinya makin parah sakitnya dengan durasi dan interval waktu yg sama. Akhirnya kembali ke bidan, di vt lagi (padahal saya sangat trauma dg vt) tetap belum ada bukaan. Akhirnya saya dikasih pilihan mau nunggu di bidan atau pulang, karena pake konsep GB saya pilih pulang dan ngajak suami jalan2 nyari makan (karena sejak merasakan kontraksi saya sudah benar-benar kehilangan selera makan). Ternyata di mobil saya sudah mringis-mringis sepertinya tidak akan kuat jalan. Alhasil kami hanya keliling2 kota. Sampe rumah kontraksi lebih terasa lagi. Saya sampe bisa tersentak bangun kalo ketiduran 5menit aja. Sudah tidak tahan minggu pagi ba”da subuh saya ke bidan lagi (di vt lagi, hiks) dan ternyata baru bukaan satu sodara! Saya sudah langsung lemes, gimana lagi rasanya nunggu bukaan berikutnya?? Saya putuskan nunggu di klinik bidan aja. Bidan sudah menawarkan untuk induksi suntik, sekali lagi karena semangat GB saya tidak mau. Masih punya cita-cita untuk melahirkan dengan lembut.. J akhirnya karena sudah tidak bisa tidur dari Jum”at malam, hari Minggu seharian saya tidak turun dari kasur. Nuruti bidan yang nyuruh tidur miring kiri agar pembukaan cepat, dan rasanya lebih spektakuler sodara2! Sampe ada suami dan mak (tetangga khusus yang diminta nemenin saya lairan karena ibu saya sendiri tidak kuat kalo harus nemeni) gantian untuk ngelus-ngelus pinggang saya agar saya bisa tidur barang 5menit saja.
Ibu dan kakak-kakak saya sudah nyuruh saya SC aja karena gak tega melihat saya yang kesakitan. Posisi apapun tidak ada yang bisa mengurangi rasa sakit waktu itu. Saya sudah hampir hilang semangat, sampai bilang ke suami ” kapan ini selesainya?” dan saya bersyukur dikasih anugerah suami yang sabaaaar dan tidak pernah sedetikpun ninggalin saya. Terus mengelus dan sesekali menciumi saya yang baunya sudah gak karuan, hehe. (setelah lairan baru bilang kalo waktu itu saya bau banget.. J)
Setelah dikuatkan suami muncul lagi semangat, jadi semaleman saya berusaha bangun dan jalan merambati tembok rumah bidan dengan rasa sakit yang baru saya kenal saat itu. Sampai senin pagi jam8 saya beranikan diri untuk minta di vt lagi dengan harapan sudah bukaan 9. Dan ternyata masih bukaan 1 tapi sudah tipis kata bidannya. Rasanya saya pengen pingsan saja waktu itu. Dan kalo bukan karena seringnya baca postingan bunda yang pengen VBAC mungkin saya sudah memutuskan SC saja. Tapi alhamdulillah saya dapat bidan yang suaabar, beliau tetap menyarankan saya untuk tidur miring kiri atau jalan-jalan kalo kuat. Sampe saat itu antara sadar dan tidak saya sangat ketakutan dengan posisi tidur miring kiri, padahal setelah ngerayu agar boleh tiduran miring kanan atau telentang rasanya juga 11-12..
Senin jam 11.30 bidan kembali menawarkan untuk induksi suntik. Akhirnya dengan mengingat postingan bunda Dyah tentang tidak mengkonsumsi bukan berarti anti saya dan suami memutuskan untuk mau disuntik. Tapi karena kurang ikhlas disuntik mungkin reaksinya tidak terlalu signifikan. Jam 13.30 baru bukaan
3. Tapi sudah muncul rasa pengen pup, dan saya disuruh jongkok pup aja diatas kasur sama bidannya dan hasilnya tidak keluar apa-apa. Jam 4 antara tidur dan sadar tiba2 pengen ngejan dan ada air yang pecah dari jalan lahir, rasanya subhanallah nikmaaat banget. Saya pikir inilah akhir perjuangan saya dan saya akan segera bertemu debay. Tapi sekali lagi sodara-sodara setelah di vt baru bukaan 6. Dan rasa kontraksinya naik lagi satu level. Saya jadi lebih ekspresif, dzikirnya dengan teriak2. Akhirnya bidan menawarkan saya pil induksi dan menasehati agar saya tidak melawan rasa sakitnya (hiks, nasihat yang terlambat, tapi tak apalah daripada tidak sama sekali) saya minum remahan pil dari bu bidan (saya bilang remahan karena potekannya kecil banget). Dan saya praktekan nasihat bidan untuk tidak melawan rasa sakit kontraksi, dzikir saya kembali teratur dan reaksi tubuh saya lebih lembut. Mulailah muncul rasa pengen mengejan dan bidan menyuruh saya mengikuti semua perintah tubuh. Saya mengejan berkali-berkali dan setelah vt lagi baru bukaan 7. Saya terus mengikuti keinginan tubuh termasuk keinginan pup. Hasilnya saya mengeluarkan pup berkali-kali (map ya bu bidan.. ). Akhirnya sekitar jam 5.15 kata bidan pembukaan sudah lengkap tapi posisi kepala belum turun. Tapi saya terus mengejan dan mengeluarkan pup, subhanallah bidan saya sabar sekali membuang setiap pup yang keluar dan bilang tidak apa-apa karena pup ini kalau tidak dikeluarkan akan mengahalangi keluarnya debay. Oya, pertolongan Allah datang di detik-detik terakhir. Jam 4 sore itu ibu mertua bu bidan yang juga bidan senior pulang dari luar kota. Dengan sabar dan tenangnya beliau langsung bergabung untuk menolong saya. Jadi di detik-detik terakhir saya ditangani dua bidan sekaligus. Saya mengejan lebih dari 30x sepertinya. Dan sempat terpikir kalo ngejan sekian banyak hanya untuk mengeluarkan pup, saya akan kehabisan tenaga untuk ngeluarin debay. Saya sempet mengutarakan itu ditengah rasa putus asa dan sakit dan energy yang sudah hampir habis. Tapi bu bidan menghibur saya dengan mengatakan setiap pup keluar juga akan mendorong debay untuk keluar dan kata suami minta tenaga dari Allah. Akhirnya saya semangat lagi mengejan focus untuk mengeluarkan pup (karena sampai akhir yang terasa hanya rasa pengen pup). Sampai ketika saya sudah tidak kuat mengejan lagi semua yang diruangan bilang “itu lihat kepalanya sudah kelihatan, ayo berusaha lagi”. Tapi saya tidak mau melihat kebawah karena saya pikir itu cara mereka merayu saya aja. Wong yang keluar pup ngapain dilihat (hehe..). Saya tetap mengejan dengan membabi buta sampai akhirnya terasa ada sesuatu yang keluar dan rasanya subhanallah tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. Ternyata sudah ada anak yang diletakkan bidan di dada saya. Tasbih, tahmid, takbir saya dan suami serta mak yang nunggui saya. Saya gemetar dan seperti dapat suntikan energy 100x lipat orang sehat. Ya, saat itu menjelang maghrib dan langsung dihadiahi Allah guyuran hujan. Setelahnya suntikan yang diberikan bidan u/ mengeluarkan plasenta pun tidak berasa sama sekali, suntikan yang untuk menghentikan pendarahan pun tidak terasa. Sepertinya saya sudah melewati level sakit yang paling mentok. Sampai bidan jahit menjahit pun saya tidak berasa (yang ini karena dibius local, hehe). Dan ketika bruuul plasenta keluar tak lama kemudian itulah nikmat kedua yang saya rasakan setelah ketuban pecah. Entahlah sepertinya saya dapat lebih dari 10 jaitan walo tanpa pengguntingan, ini karena mengejan yang membabi buta tadi. Demikianlah bundas cerita lahiran saya yang menurut saya tetap GB (maksa.com). Dan apapun yang saya rasakan itu telah berlalu, inysaAllah tetap tidak ada trauma untuk melahirkan lagi dengan lebih GB tentunya. Hikmah yang bisa saya dan suami simpulkan diantaranya,  Kadang kita terlalu mengandalkan ilmu kita yang tak seberapa dan lupa bergantung penuh pada yang memiliki ilmu yang Maha luas. Sehingga munculah kesombongan akan kemampuan diri. Dan itu kebanyakan teori tanpa praktek hanya akan menjadi beban bagi diri sendiri. Satu hal memang kunci GB itu memang 100% di pemberdayaan diri. Semoga ada yang bermanfaat dari kisah persalinan saya ini. Alhamdulillah Allah menganugerahi kami baby girl yang cantik dengan BB 2,8 kg dan PB 49cm dan kami beri nama Darin Aisha. Semoga kami selalu diberikan kemudahan untuk membesarkannya, sehingga kelak ia akan menjadi kebanggaan kami dihadapan Allah..Amin.
dan dari cerita tersebut di atas, ada beberapa hal yang bisa di ambil adalah: – ayo ojo males! practice make perfect – setiap peristiwa pasti ada hikmahnya…dan musti berterimakasih tuh pada de’ Darin Aisha karena “ngajarin” ibunya dan kita semua buat belajar tekun tuk berdayakan diri (ingat bayi kita adalah guru kita lho) – hehe untung njenengan melahirkan di Bidan…itulah istimewanya bidan…karena bidan tak bisa dan tak punya wewenang buat SC maka dia akan berusaha sekuat tenaga gimana caranya supaya kliennya bisa lahiran normal, makanya bidan sabar-sabar…hehehe (bukan berarti dokter gak sabar lho ya? bukan berarti lebih baik bidan daripada dokter lho ya) dan bagaimanapun juga Anda harus berterimakasih pada bidan…entah di BPS/RB bahkan di RS..bidanlah yang bantu dan mendampingi Anda melewati waktu-waktu sulit. – semoga ini bisa jadi pelajaran bagi bunda member yang lain..Berdayakan diri itu bukan hanya membaca…bukan hanya di ucapkan dan dipikirkan tetapi dilakukkan! Semoga ini bisa bermanfaat untuk Anda semua Salam hangat