Mana Diary Kehamilan Persalinan Anda?

Mana Diary Kehamilan Persalinan Anda?

hampir setiap cewek dan bahkan cowokpun menulis diary sebagai teman curhat Mana Diary Kehamilan  Persalinan Anda?


Khusus bagi Anda di era sebelum tahun 1980 atau 1990 an, ingatkah Anda pada jaman dahulu? Semasa kita SMP? Saat lagi “in” nya DIARY….hampir setiap cewek dan bahkan cowokpun menulis diary sebagai teman curhat. Saya ingat pada jaman itu saya menyebut diary saya dengan kata sayang = Day. Dan setiap hari tak lupa saya menyapa Si Day dengan kalimat begini …”Dear Day…..hari ini aku merasa gembira sekali, hatiku merasa berbunga-bunga, tau gak? Tadi pagi habis upacara sekolah si Dia memalingkan wajahnya kepadaku lalu memberikan senyuman yang maniiiissss sekali…Aduh Day…rasanya aku mau pingsan saking deg-deg an nya….” Bla…..Bla….Bla….Nah Ingatkah Anda? Mungkin dahulu Andapun melakukan hal yang sama seperti apa yang saya lakukan. Diary adalah sahabat tempat saya mencurahkan segala uneg-uneg di hati saat itu, ada sukacita, ada cinta, ada sedih, ada kesal, ada amarah…semua bercampur jadi satu dan hanya si Day yang mampu menampung semua isi hati. Bahkan saking nge-in nya saat itu, saya ingat sekali ada sebuat stasiun radio di Solo namanya (SAS-FM) dengan pembawa acaranya mas Awang Heksawang (**Lupa-lupa ingat saya) yang membawakan sebuah acara dengan tajuk “DIARY” dimana setiap orang bisa share diarynya untuk mengungkapkan isi hati nya kepada orang yang mereka cintai. So Sweet saat itu…apalagi ketika saya mengirimkan kisah diary saya ke radio itu dan akhirnya di bacakan. Wow rasanya deg-deg an sekali.


 


 


Nah Hari ini saya tidak akan bahas tentang diary saya pada masa SMP itu tetapi saya ingin bahas tentang Diary dalam masa kehamilan, Persalinan dan Menyusui .


Pertanyaannya adalah apakah Anda sudah membuatnya?


Mengapa sebaiknya Anda membuat diary itu?


Saat seorang wanita dalam keadaan hamil sering sekali terjadi perubahan emosi dan perasaan hal ini sangatlah wajar mengingat dalam kehamilan terdapat berbagai perubahan secara hormonal yang dapat mempengaruhi kondisi emosi dan perasaan seseorang. Namun kondisi emosional seorang wanita hamil juga sangat dipengaruhi oleh budaya di lingkungannya, banyak sekali seorang wanita yang tiba-tiba merasakan keluhan-keluhan yang berlebihan hanya gara-gara mengetahui dirinya hamil, padahal minggu-minggu sebelumnya dia baik-baik saja. Namun karena di lingkungannya selalu menyatakan bahwa hamil muda identik dengan lemah, letih, lesu, mual, muntah di pagi hari, dan itu sudah tertanam sejak puluhan tahun maka tanpa sadar hal itu terekam di alam bawah sadarnya sehingga begitu menyadari dirinya hamil langsung keluhan-keluhan yang sebenarnya tidak perlu terjadi tiba-tiba timbul dan benar-benar dirasakan sebagai sebuah penderitaan semasa hamil.


Mood wanita hamil seringkali berubah-ubah, Danise Tiran dalam bukunya yang berjudul positive pregnancy menyatakan bahwa sangatlah berguna bagi seorang wanita hamil apabila dapat mengungkapkan segala sesuatu tentang perubahan yang terjadi pada tubuh dan juga perasaannnya atau kondisi emosinya, beberapa wanita dianjurkannya untuk mengungkapkan di sebuah diary. Dalam diary tersebut mencoba untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya perasaan, ketakutan, dan apa yang sesungguhnya bunda inginkan. Dengan demikian bunda, suami dan bidan/dokternya dapat memberikan support sesuai dengan kebutuhan ibu hamil tersebut.


Sebuah diary seringkali bisa menjadi sebuah “Obat” karena ketika seseorang mengalami stres, kesedihan, kecemasan, dan ia tidak bisa mengungkapkannya, itu ibarat bom waktu yang mana bisa bermanifestasi menjadi keluhan-keluhan fisik. Analoginya seperti ketika seseorang berada di dalam sebuah ruangan tertutup tanpa Ac, tanpa jendela ataupun lubang angin, bertahan 1 jam mungkin orang tersebut akan baik-baik saja namun setelah berjam-jam maka bisa jadi orang tersebut tak mampu bertahan, Nah diary mampu menjadi “jendela” sehingga udara segar bisa kembali keluar masuk ke ruangan tersebut.


Lalu bagaimana dengan pasangan anda? Saat menyadari istri yang dicintainya hamil? Apakah dia juga bisa menulis Diary?


Tentu saja! Pasangan anda pasti juga akan mengalami kecemasan dan kekhawatiran namun biasanya mereka lebih fokus tentang kesehatan istrinya (biasanya di bulan-bulan pertama suami lebih memikirkan keadaan istrinya dibandingkan dengan kehadiran janinnya)selain itu mereka akan mengkhawatirkan tentang uang, persiapan menjadi orang tua dan juga tentang pola seksualitas mereka. Beberapa pria merasa sulit juga untuk mengungkapkan perasaan-perasaan mereka seputar kehamilan istrinya kepada orang lain bahkan kepada istrinya sendiri. Dan sebenarnya hal tersebut dapat memicu timbulnya stress pada sang suami. Nah sang suamipun bisa punya diary atau kalau kalimat diary terlalu “cewek” anda bisa menuliskan uneg-uneg Anda di “Note” yang bisa Anda tuliskan di Hp, Ipad atau Gatep Anda.


TIPS yang bisa Anda lakukan selain itu adalah;


Carilah waktu yang paling nyaman untuk anda dan pasangan anda tiap hari, mungkin Sekitar 20 menit. Dan pakailah waktu itu untuk saling berbagi tentang perasaan anda dan pasangan anda. Tentang kecemasan, kekhawatiran dan harapan-harapan anda dan pasangan anda seputah kehamilan. Dengan begitu anda bisa lebih positif dalam menghadapi kehamilan anda.


Nah hampir semua Klien di Bidan Kita selalu saya “Bujuk” dan saya berikan “Pe-eR” untuk mulai membuat Diary. Harapan saya adalah selain untuk penyembuhan, Diary tersebut bisa menjadi “The Present” atau hadiah untuk sang bayi ketika dia kelak telah tumbuh dewasa dan menikah dan Hamil atau mempunyai istri yang sedang hamil.


Bayangkan bagaimana rasanya dan bersyukurnya mereka ketika 25th kemudian saat dia (anak kita) hamil dan mengalami ketakutan-ketakutan seperti yang mungkin Anda alami saat ini, lalu dia membaca diary sang ibu yang bercerita tentang betapa indah dan mengharukannya kisah kelahirannya yang dahulu di nantikan oleh sang ibu! Dan apalagi ketika kenangan kisah persalinan Anda adalah kisah yang sangat menyenangkan, sangat indah, dan apalagi jika ada film dan foto dokumentasi tentang-nya saat dia masih dalam kandungan hingga lahir dan anak-anak. Saya rasa “hadiah” itu akan lebih berharga di bandingkan dengan sebuah liontin berlian.


Memang di jaman Gadget seperti ini menulis Diary secara manual serasa JADUL, Tapi sebenarnya tidak lho? Nah kalau bunda tak ingin merasa Jadul, Andapun bisa menuliskan kisah Anda di Blog atau Web, selain praktis, kisah Andapun bisa di akses oleh ibu-ibu lain dan mungkin bisa saja itu mampu menginspirasi mereka yang membaca dan ada efek “Empowering” . Nah bisakah Anda bayangkan betapa Anak Anda semakin bangga mempunyai ibu seperti Anda kelak ketika ternyata kisah kehamilan dan kelahirannya bisa menginspirasi banyak orang?


lalu apa isi diaryku nanti?


Tuliskan tentang harapan-harapan Anda dalam bentuk Affirmasi dan sugesti positif Ungkapkan ketakutan dan kekhawatiran Anda Ungkapkan Apa saja perasaan Anda (sama seperti saat Anda menulis diary pada umumnya) tulislah birth plan Anda disana tuliskan semua dokumen dan hasil pemeriksaan di sana dan Tuliskan apapun yang ingin Anda tuliskan dan ungkapkan di diary tersebut Hingga tuliskan kisah persalinan Anda


Semoga bisa menginspirasi Anda semua.


“Mari Melukis Kisah Indah Perjalanan Keajaiban di dalam Keluarga dan kehidupan Anda”


Salam hangat


Yesie


Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts