Selaput ketubanku Kembar!!
Proses persalinan itu unik. Antara satu ibu dengan ibu yang lain semuanya pasti berbeda. Dan semuanya ada “ceritanya” masing-masing.
Sudah lama sebenarnya saya ingin menulis tentang pengalaman ini. Karena beberapa kali saya menangani kasus yang seperti ini. Namun ketika hendak menulis, rasanya selalu saja ragu-ragu.
Nah malam ini rasanya keinginan untuk sharing dengan Anda semakin tak tertahankan setelah saya bulan lalu mendampingi persalinan dokter Anastasia di Klinik Bidan Kita.
Sebelum Bunda Anastasia (Bukan nama sebenarnya), pernah juga hal ini terjadi pada bunda Kusuma (Bukan nama sebenarnya).
Kasus Bunda Kusuma:
Bunda Kusuma adalah bunda yang sangat rajin sekali memberdayakan diri, beliau rajin mengikuti kelas hypnobirthing dan mempraktekkannya. Namun ketika dalam proses persalinan, saat itu beliau mengalami KPD (ketuban Pecah Dini), dan saat saya periksa posisi kepala masih sangat jauh sekali dari jalan lahir bahkan belum masuk panggul. Pembukaan-pun berjalan dengan sangat lambat. Berbagai treatment alami kami lakukan untuk merangsang munculnya kontraksi dengan harapan ini bisa memicu dan memperlancar pembukaan. Setelah melewati proses yang panjang, akhirnya bunda Kusuma mengalami pembukaan lengkap. Namun ketika saya melakukan pemeriksaan dalam ternyata selaput ketubannya masih utuh. Padahal jelas-jelas 12 jam yang lalu air ketubannya sudah pecah. Alhasil, setelah kepala crowning, baru selaput ketuban tadi pecah kembali dan akhirnya de Agni, cewek mungil nan cantik terlahir kedunia dengan lembut.
Kasus Bunda Anastasia:
Jam 1:10 am, bunda Anastasia sms untuk memberitahukan kepada saya bahwa dia mengalami pengeluaran cairan yang lumayan banyak hingga celananya “teles kebes” aliyas basah kuyup hingga membasahi pahanya. Karena khawatir itu adalah cairan ketuban, esok harinya Bunda Anastasia datang ke Klinik Bidan Kita. Saat saya cek menggunakan kertas lakmus, tidak ada perubahan warna di kertas tersebut dan pengeluaran cairan sudah berhenti. Berarti ada dugaan bahwa itu hanya cairan vagina yang berlebihan saja. Walaupun masih menyisakan tanda tanya besar karena volume cairan yang keluar lumayan banyak. Untuk itu saya-pun melakukan treatment-treatment khusus kepada beliau sama seperti perlakukan kepada klien dnegan KPD (Ketuban Pecah Dini) dan saat itu bunda Anastasia belum mengalami kontraksi maupun pembukaan.
Setelah beberapa lama, akhirnya kontraksi demi kontraksi mulai muncul dan ketika saya melakukan pemeriksaan dalam, bunda Anastasia sudah mengalami pembukaan sekitar 1 cm. Namun saat itu jari saya seolah-olah masih meraba selaput ketuban. Ada rasa “ayem” / lega. Dalam hati saya berarti benar, cairan yang kemarin keluar adalah cairan vagina biasa. Nah di jam yang sama keesokan harinya, bidan saya menelpon dan mengatakan bahwa ketuban bunda Anastasia “kembali” pecah. Dan saat itu benar-benar ketuban yang pecah karena kertas lakmus yang saya gunakan berubah warna. Kontraksi-demi kontraksi akhirnya datang semakin intens. Hingga akhirnya bunda Anastasia mulai merasakan ada rasa ingin mengejan. Nah singkat cerita, ketika pembukaan sudah lengkap dan dengan posisi jongkok (start) bunda Anatasia mengejan, ternyata yang saya lihat adalah selaput ketubannya “lagi-lagi” masih utuh. Bahkan ketika kepala mulai crowning, selaput tersebut masih tetap utuh membungkus kepala sang bayi. Setelah beberapa kali mengejan akhirnya ketuban itu “benar-benar” pecah diiringi lahirnya kepala dan tubuh sang bayi. jadi total selama proses persalinan Bunda Anastasia mengalami 3 kali pecah ketuban.
Takjub…..dan kagum…itu yang saya rasakan saat itu.
“wow…malaikat penjaganya begitu banyak 😉 ”
Dan malam ini bermodal rasa ingin tahu, saya mencoba untuk browsing di internet tentang Double Layers Amniotic Sac (kantung ketuban ganda)
Nah saya akan mencoba berbagi untuk Anda sekarang:
Kantung amnion (juga kantong air ketuban) adalah kantung di mana janin berkembang di cairan ketuban. Ini berupa membran transparan yang sangat tipis, yang memegang peranan penting untuk perkembangan embrio dan kemudian janin sampai sesaat sebelum kelahiran.
Kantung amnion (rongga) pada awalnya dibatasi oleh ektoderm dan ditutupi oleh mesoderm ekstra-embrionik. Perkembangan embrio dan janin dari waktu ini dan seterusnya terjadi sepenuhnya ketika mengambang di dalam cairan ketuban yang ditutup oleh kantung ketuban.
Nah sebelum bicara tentang selaput ketuban, maka ini adalah informasi tentang fungsi-fungsi ketuban:
- Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
- Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
- Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara.
- Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang dengan baik
- Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar janin.
- Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi.
- Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.
Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir. Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom.
Cairan ketuban sering dinilai untuk kualitas dan kuantitas. Volume meningkat seiring dengan pertumbuhan janin dan tingkat perubahan bervariasi selama kehamilan.
– hingga 8 minggu – meningkat sebesar 10 ml / minggu
– 8 sampai 13 minggu – meningkat sebesar 25 ml / minggu
– 13 sampai 21 minggu – meningkat sebesar 60 ml / minggu
– 21-33 minggu – Peningkatan Volume ketuban mulai menurun.
– 34 minggu (GA) – puncak pada sekitar 800 mL.
– 40 minggu (GA) – sekitar 600 mL
Kantung amnion (selaput ketuban) terbuat dari dua membran yaitu amnion dan korion.
Selaput amnion merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboitd yang asalnya ectoderm. Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi mentransfer cairan dan metabolic. Sejak awal kehamilan cairan amnion telah dibentuk. Cairan amnion merupakan bantalan dan pelindung untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan. Cairan amnion mengandung banyak sel janin (lanugo, verniks kaseosa). Fungsi cairan amnion yang juga penting ialah menghambat bakteri karena mengandung zat seperti fosfat dan zeng. Amnion paling dekat dengan bayi dan bertanggung jawab untuk membuat cairan ketuban (mudah diingat bahwa cairan ketuban sekitar bayi, sehingga amnion sebelah bayi).
CAIRAN AMNION
Cairan jernih agak pucat dan sedikit basa ( pH 7.2 ) Pada pertengahan kehamilan jumlahnya sekitar 400 ml dan pada kehamilan 36 -38 minggu mencapai 1000 ml setelah itu volume terus menurun dan penurunan berlanjut terus sampai kehamilan postmatur
Komposisi :
Air ( 98 – 99% ) Karbohidrat ( glukosa dan fruktora ), protein ( albumin dan globulin ), lemak, hormon (sterogen dan progesteron ) , enzym ( alkali fosfatase ) Mineral ( natrium, kalium dan klorida ) Material lain ( vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang terkelupas dan mekonium )
Sirkulasi : Cairan amnion bersifat dinamik dan senantiasa ber sirkulasi dengan kecepatan 500 ml setiap jamnya
Sedangkan korion adalah membran bagian paling luar dan menempel dengan dinding uterus/rahim, serta menempel pada tepi plasenta. Korion, membantu mengubah nutrisi ibu menjadi bentuk bayi dapat menyerap melalui darahnya.
Menurut beberapa penelitian Beberapa wanita mungkin benar-benar memiliki selaput ketuban ganda (dua chorions dan dua amnions). Namun Ini jarang terjadi dan dalam beberapa kasus mungkin hasil dari kehamilan kembar di mana di awal kehamilan, si kembar yang satu tidak berkembang sehingga diserap oleh tubuh dan meninggalkan satu kantung kosong dan satu bayi yang berkembang sehat. Korion dan amnion berada dalam kontak dengan satu sama lain pada akhir kehamilan, tetapi mereka juga memiliki lapisan tipis yang berisi cairan ketuban di antara mereka. dalam banyak kasus, chorion juga memproduksi sedikit cairan, namun ini saling kontak dengan selaput amnion, mereka tumpang tindih dan saling menempel, seperti bungkus plastik yang masih tertutup dimana ada dua lapis tetapi seolah-olah hanya satu lapis saja. Ketika satu lapis sudah robek, kadang lapisan berikutnya ternyata masih utuh.dan inilah yang mungkin terjadi pada beberapa klien saya seperti kasus bunda Anasthasia dan Bunda Kusuma di atas.
Nah mungkin Anda juga mengalami hal yang sama?
Mari berbagi…
Salam hangat
Referensi:
– http://en.wikipedia.org/wiki/Amniotic_sac
– http://php.med.unsw.edu.au/embryology/index.php?title=Placenta_-_Membranes
– http://pregnant.livejournal.com/11243583.html